Rabu, 17 Desember 2014
Memandang Langit - Puisi Sedih
Memandang Langit
Karya Regina Natalina Naomi
Gemintang bernyanyi dalam sunyi
Gemercik bersenandung memecah syahdu
Air sungai berkelip, segemerlap madu
Aku memandang langit
Sinar bulan, turun bagai hujan
memantul di atas air yang tenang
Bayanganku tertutup pendar bintang
di atas air beriak
Betapa semesta paham
yang kugumamkan dalam diam
Kurasa kesusahanku tiada lagi berarti
Dan ketika waktunya aku mati
Sunyi-sepi ini takkan terlihat lagi
Sayang belum tiba waktuku
Sesosok malaikat mengembalikanku
ke dunia menyedihkan ini
Katanya, aku belum pantas pergi
Sehingga aku harus kembali berbaring
di atas rumput kering
dengan tubuh basah
memandang langit tanpa makna
Kesempatan kedua, ucapku
Satu lagi hidup harus kujalani
Bahkan mati pun aku tidak layak
Kenapa tak dapat aku mati?
Hanya untuk kehidupan menyedihkan ini?
Air sungai tidak menjawabku
Tak juga gemintang, tak pula bulan
Aku memandang langit
Berharap tak perlu lagi merasakan sakit
Cahaya benda langit membuatku mengerti seketika
Nyawa bukan permainan
Aku memandang langit
Dari atas bebatuan tepian sungai
Gemercik air, kerlip gemintang, sinar bulan
Menemaniku tersenyum pada bayanganku di atas air
Aku menghela napas lega
Ini semua sudah sempurna
Note:
HELL YEAH HERE I AM! Come back to you guys... *berbicara pada udara kosong* Oh yeah tentu saja sudah berbulan-bulan aku ngga buat puisi sama sekali. Apa boleh buat, fiksi panjang menyita waktuku #gaya_amat_gue
Ini puisi yang ku edit langsung di sini. Puisi ini kubuat di sela-sela waktu belajar untuk ulangan umum /dasar anak nakal/ dan muncul begitu saja.
Amanatnya jelas ngga? Ngga ya? Emang ngga jelas banget sih hahaha. Oke biar kuperjelas. Ceritanya di sini, si 'aku' malam-malam mau bunuh diri dengan nenggelamin diri ke sungai, tapi dia ngga berhasil. Konyol emang. Tapi dia mendadak diselamatkan malaikat (tentu saja bukan malaikat beneran, tapi mungkin saja itu malaikat yang Tuhan kirimkan buat si 'aku' kan? huehehe) akhirnya dia ngga jadi bunuh diri. Bangun-bangun masih malam, dia ada di pinggir sungai, dan akhirnya nyadar kalau bunuh diri ngga akan menyelesaikan masalah.
Amanatnya, nyawa bukan permainan. Dan setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar